Laman

Tuesday 20 September 2016

Cinta berakhir dengan Komitmen

Cinta Berakhir Dengan Komitmen

                Radit anak biasa yang simpel dan pintar. Kebiasaanya setiap hari ialah kuliah dan nongkrong bersama teman rumahnya. Awal kisah percintaanya dimulai dari saling bertemu setiap hari dengan salah satu teman sekelasnya. Emang awalnya radit biasa saja, mungkin saja karena mereka saling bertemu dikelas yang sama, ataupun banyak moment yang dianggapnya luar biasa, raditpun jatuh hati kepada salah satu teman sekelasnya ini. yaaa namanya seril, seril ini orangnya cablak , manis ( engga bosen dipandang kebanyakan orang bilangnya) disatu sisi ia mudah bergaul. Seril dan radit ini pernah satu kelompok saat ada tugas mata kuliah, mereka ditugaskan untuk mencari artikel artikel yang berada dikoran koran kemudian dikumpulkan jadi satu dalam kertas berukuran A4. Pada hari sabtu sore tepatnya mereka janjian untuk mencari cari yang jualan koran bekas dipinggiran jalan atau toko-toko. ini salah satu moment yang mungkin diingat radit ketika ia sedang mengendarai motor memboncengi seril. Suatu ketika mereka berbincang tentang tugas kelompoknya tersebut.
“ Eh ini kita mau nyari dimana (ujar radit)”
“ Nyari dideket toko sembako depan aja gimana ?(sambut seril)”
“ boleh deh (saut radit)”
“ tapi kita makan dulu yaa , pasti kamu laper kaaan ? (ujar seril kembali)”
“ iya nih kamu tau aja aku laper, perhatian bgt siiih (radit sembari senyum senyum sendiri)”
 Dari sini lah radit menyadari bahwa seril ada perasaan terhadapnya. Semenjak dari situ radit mulai memberi status seril adalah gebetanya. Beberapa minggu kedepanya radit menyatakan cintanya terhadap seril. Dan akhirnya merekapun jadian.

                Setelah lama mereka jadian banyak masalah yang sering terjadi. Dari masalah paling kecil hingga yang besar. Contohnya masalah yang paling kecil bahwa seril mengatakan ,radit ini orangnya pecemburu berat, sedikit-sedikit cemburu. Ini adalah sifat radit yang paling tidak disukai seril, kenapa ? karena seril orangnya gampang bersosialisasi dengan orang ya pastilah dia sering berbincang bincang dengan orang banyak baik dengan sejenis maupun lawan jenis. Tapi ada sifat seril yang tidak disukai radit, yaitu selalu memegang tangan atau menepuk pundak ataupun sejenisnya itu, ketika ia sedang bercanda dengan lawan jenisnya. Mereka selalu berdebat tentang ketidak sukaan sifat mereka masing- masing, ya namun pada akhirnya mereka baikan kembali. Merekapun berkomitmen apapun masalahnya harus diomongin baik baik, kalaupun dua duanya keras kepala , harus ada yang ngalah salah satunya.kenapa ? agar supaya tidak terjadi hal yang diingin seperti putus. Karena mereka ini adalah pasangan yang telah direstui oleh kedua orang tuanya yang bermimpi harus menikah. Rasa mengalah lah yang dapat menyeimbangkan gejolak cinta. Radit berkomitmen tidak akan pernah jalan berdua atau boncengan selain bersama seril begitupun sebaliknya.

                Suatu ketika pada malam hari radit dan seril jalan bareng atau yang biasa disebut oleh anak jaman sekarang ngedate. Radit sengaja mengajak seril terlebih dahulu ketempat nongkrongnya.
“ dorodot dot dot (suara motor radit )”
“ wiiiiih siapa tuh dit yang lu bawa ? (salah satu teman nongkrong radit menyaut)”
“cewek gue nih (dengan bangga radit menjawabnya)”
“ ngomong-ngomong cakep juga cewek lu (rizal temen radit meledek)”
“ kenalin nih namanya seril, (seril sambil berjabatan tangan kepada 3 teman radit)”
“ dit cewek lu jangan suruh deket rizal tuh bahaya si playboy haha( nyaru denis sambil tertawa)”
Disini rizal selaku teman dekat radit timbul perasaan suka ke seril, biasa disebut suka pada pandangan pertama. Tanpa sepengetahuan radit si rizal minta kontaknya seril.
“ eh gua ke toilet dulu yaa titip seril (ujar radit sambil memegang perut)”
“ iya dit iyaa kalo bisa lu gausah balik lagi haha (saut denis sambil tertawa)”
“ eeee seril boleh gak gue minta nomer atau pin lu ? ( rizal memperkecil suaranya)”
“ mmboooleh boleh ko zal, tapi buat apa ? (seril merasa gugup)
“ yaa buat kontekan sama lu ( rizal menegaskan )”
Dengan perasaan gaenak pun seril memberi kontaknya ke rizal. Setelah radit kembali seolah olah antara rizal dan seril tidak terjadi apa-apa. Kemudian radit pamit untuk pergi lagi bersama seril. Mereka menghabiskan waktu bersama diisi dengan makan malam dan berjalan di tepi tepi taman. Hari pun semakin malam dan semakin larut tibalah waktunya radit memulangkan seril. Saat seril memasuki kamarnya dan berbaring di tempat tidurnya bergetarlah suara hape nya.
“ duuh siapa sih malem malem gini telpon (seril sambil mengeluh)”
“ Nomer siapa lagi ini gada nomernya (ujar seril sambil mengangkat telpon)”
“ halo ini siapa ? (ujar seril sambil penasaran)”
“ ini gua rizal  (kata rizal)”
“ oh rizal , ada apa zal nelpon ? (seril lega telah mengetahui yg menelpon)”
“ gapapa ril cuma mau mastiin ini beneran nomer lu apa bukan? (ujar rizal sambil senyum)”
ketika mereka sedikit lama berbincang bincang seril mengakhiri telpon tersebut.
“ oiya zal udah dulu yaa udah malem nih gua ngantuk (seril menguap)”
                Keesokan harinya dikampus tepatnya hari jumat. Ketika usai pembelajaran kuliah seril menunggu radit didepan parkiran kampus. karna memang sudah kebiasaanya pulang bareng. Namun pada hari itu radit berhalangan harus menghadap dosen karena ada keperluan yang harus buru-buru diselesaikan. Seril pun malas jikalau pulang harus naik angkot.

“ hallo yang , kamu dimana ? aku udah didepan parkiran nih, yuk pulang (ucap seril di telpon)”
“ duh yang maaf ni hari ini kita ga bias pulang bareng (jawab radit)”
“ kenapa emangnya ? (tanya seril)”
“ aku ada janji sama dosen ada urusan yang pengen aku selesain sama dia (radit menjelaskan)”
“yaaaaaah masa aku pulang naik angkot sih
L (seril kecewa)”
                Dan akhirnya mau gamau seril harus pulang naik angkot. Ketika dia sedang berjalan sambil menunggu angkot tiba tiba ada seorang pengendara motor yang menghampiri dia
“ brrrum bruuum” (suara motor)
“ eh seril ko pulangnya jalan kaki ? (pengendara motor misterius)
“ siapa yaa ? (seril kebingungan)”
“ ini gua rizal (sambil membuka helmnya) tumben ga bareng radit pulangnya ?”
“ dikirain siapa, iya nih raditnya ada urusan sama dosen (tegas seril)”
“ yaudah yuk pulang bareng gua aja (tawaran rizal)”

                Pada akhirnya seril menerima ajakan rizal. Namun seril pun was was karena takut radit mikir yang macem macem. Sesampainya dirumah seril, rizal memberikan sesuatu ke seril.
“ zal makasih yaa udah mau nganter pulang (ucap seril dengan nada yang ramah)”
“ iya gapapa ril kan sekalian lewaat (saut rizal sambil membuka helmnya)
“ oya nih ada coklat buat lu (rizal memberi sambil memperhalus suaranya)”
Mau gamau seril menerima cokelat pemberian rizal. Dan mengucapkan terima kasih. Lalu rizal bergegas pergi.
Tiba-tiba radit menelpon
“ tenonet tenonet (suara hp seril)”
“ iya halo sayang (saut seril ditelpon)”
“ jadinya kamu pulang sama siapa ? (tanya radit)”
“ eeee….aaaaa…. samaa… (gugup dan tiba tiba hape seril mati)”
Seril tau kalau radit adalah tipe cowok pecemburu berat tadinya seril ingin berbohong namun pada hari itu seril terselamatkkan oleh hapenya yang lowbet. Itulah alasan seril ingin berbohong.
                Pada hari sabtu dan minggu radit dan seril tidak saling bertemu. Dan hari seninnya ketika seril pulang kuliah dia mendapat telpon dari radit.
“ tenonet tenonet (suara hp seril)”
“ sayang temuin aku dikantin kampus ya (suara radit di telpon)”
“ oke sayang (dengan sigap seril menjawab)”
Sesampainya dikantin kampus dan bertemu radit. Radit mengajak makan bareng dan ngobrol ngobrol. Mungkin karena dua hari mereka tidak ketemu. Tiba tiba ada hal yang membuat seril merasa gugup dan takut.
“ oya kamu pulang sama siapa waktu hari jumat ?(tanya radit sambil minum es)”
“ eee…aaaaa.. aku naik angkot sayaang  (gugup) masa kamu lupa (meyakinkan radit agak sedikit takut)”
Pada saat itu seril selalu banyak bicara agar radit tidak kembali menanyakan hal itu kembali. Namun pada akhirnya seril merasa bersalah. Dia mencoba memberanikan diri untuk bilang jujur ke radit pada jumat itu dia pulang bersama rizal. Tapi walaupun seril mencobanya tetap saja tidak ada keberanian untuk mengucapkannya. Karena seril tau kalau radit bakal marah. Sebab rizal itu orangnya playboy. Mungkin pikir seril, radit tidak suka orang yang sifatnya seperti itu. Walaupun mereka teman nongkrong.
                Dua hari setelahnya radit sifatnya mulai agak berubah. Namun seril belum menyadari hal tersebut mengapa dua hari belakangan ini sifat radit berubah. Seril semakin bingung ada apa dengan radit. Melalui sms atau pesan singkat seril menanyakan gelisahnya terhadap radit.
“ kamu kenapa sih ko beda gitu belakangan ini ? (tanya seril kebingungan)”
“ aku gapapa ko (jawab radit)”
“ kalo ada masalah atau apa tuh bilaang (balas seril sedikit kesal)”
“ gapapa ko (jawab radit)”
“ ah tau ah (balas seril dengan kesal)”
                Akhirnya mereka tidak kontekan selama seminggu. Dan ketika bertemu dikelas pun mereka tidak saling menyapa. Entah mengapa mereka malah seperti saling bermusuhan. Salah satu dari mereka yaitu seril mungkin tidak kuat menahan rasa kangenya terhadap radit. Akhirnya seril menghubungi lewat telpon pada saat dirumah.
“ kring kring “ suara hape radit
“ iyaa apa ? (radit mengangkat telpon sambil agak males berbicara)”
“ aku kangen sama kamu
L kamu kenapa sih diemin aku gini ?:( (seril memberitahu keluh kesahnya)”
“ kamu udah bohong sama aku (radit menjawab namun dengan nada rendah)”
“ aku bohong kenapa ? (seril bingung)”
“ gapapa (jawab radit dengan santai)”
“ ada yang salah yaa sama aku ? (saut seril)”
kemudian hening beberapa detik
“ kamu kenapa sih ga jujur sama aku kalo kamu pernah pulang bareng rizal ? (radit menjawab masih santai)”
“ jadi karna ini kamu gini ? maaf yaa waktu itu aku lagi males banget naik angkot
L kebetulan rizal lewat terus dia langsung nawarin bareng gituL ya aku daripada naik angkot mending bareng dia maaf yaa L (seril dengan nada sedih dan pelan)”
“ kamu kan tau aku gasuka ! (radit mulai marah)”
“ bukanya kita udah berkomitmen ! (radit mulai membesarkan suaranya)”
“ mau sampe kapan kamuu bohong !
“ coba kalo kamu diposisi aku gimana rasanya !(radit semakin marah)”
Seril hanya terdiam seolah olah membisu karena memang dia bersalah tidak menepati komitmen yang pernah mereka buat. Radit mengetahui hal ini dari penjaga keamanaan kampus. biasanya penjaga kampus melihat mereka selalu berdua. Ketika penjaga kampus sedang kewarung yang bertepatan disebrang jalan, yang dimana rizal berhenti dan langsung mengajak seril pulang bareng.
                Lambat laun waktu terus berjalan mereka akhirnya baikan dan menjalani hari-hari mereka dengan normal kembali. Sikap radit pun sedikit berbeda, tapi tidak masalah bagi seril. Karena seril menyadari radit seperti ini karena dirinya. Dan seril yakin bahwa cepat atau lambat sikap radit akan kembali normal sedia kala.


Tak selamanya suatu hubungan percintaan itu berjalan lurus. Dan tak selamanya
juga teman selalu baik. Komitmen lah yang harus ditempatkan setinggi mungkin didalam suatu hubungan.




SEPTIAN SUJADI



Gara Gara Mak Comblang

Gara-Gara Mak Comblang










Kenalin nih nama gua Sita. Gua masih SMP, namanya juga masih SMP kalo kata orang mah ya masih labil atau ababil lah ya kata anak alay mah hoho. Gua punya temen nih namanya pipit. Dia sama gua itu udah kaya perangko sama surat, kemana-mana barengan tapi ya kalo mandi mah ga barengan loh yaaa haha. Pipit ini bandelnya bisa dibilang yaa udah level agak atas dibanding gua. Karna dia agak tomboy gitu kalo gua mah masih dibilang cupu (culun punya) kalo di sekolah. Gua sama pipit dibilang gampang akrab gitu deh sama orang-orang. Mau itu adek kelas kek, kakak kelas kek, ibu kantin kek, penjaga sekolah kek kita sok kenal gitu. Wajar kalo mereka tau yang namanya sita atau ga pipit haha.
Biasanya sih pipit suka nyamper gua kerumah buat kita nongkrong di depan rumah gua sama temen-temen yang lain. Tapi ini ada yang beda ga biasa biasanya pipit agak wangi sama agak cakepan yaa biasanya kan kerumah gua cuma pake celana pendek sama kaos oblongan doang.“ seeeh ngapain dah lu ngendus-ngendusin badan gua kaya gini?(pipit risih) “
“ tumbenan amat lu wangi? Mau ngapain lu? Mau kemana? Ketimbang mau duduk duduk doang di depan wangi-wangi amat? Sok bedakan segala lagi? Ada yang mau ngapelin emang? Haha (ketawa ngeledek pipit) “
“ ada yang salah sama gua? Gua gini-gini cewek kali udah ah gak usah bawel deh ikut gua cepet lo naik motor sambil  pegangin nih hape gua (sambil narik tangan sita) “
“ eh eh eh mau kemana pit ntar
temen-temen kita kalo pada nanyain gimana? (sita kebingungan)”                                         “ udah deh lo diem aja. Kita kan sering ini main sama mereka gampang lah besok juga bisa kan atau ga ntar abis selesai      ini juga kita bisa main sama mereka. Kita bentaran doang lagi (dengan suara keras sambil senyum-senyum)”                  
“ tapi kita mau kemana pit?(sita masih bingung karna belum dikasih tau sama pipit)”                                                    
“ kacang.. kacanggggggg.. (omongan sita ga direspon sama pipit karna pipit sibuk dengan gas motornya)”. 
15 menit  berlalu dan akhirnya kita tiba di tempat banyak orang yang pacaran.
“pliss pit gua masih normal gua gak mau pit pacaran sama lu pliss pliss pit(wajah sita ketakutan)”
“ apaan sih lo sit gausa polos juga sit gua juga normal gila kali gua bawa lu kesini buat kita pacaran. Udah mana sini hape gua?(sambil liat-liat sekitar)”
“ treeet...treeetttt...treeettt..( tiba-tiba hape pipit getar)”
Gak ngerti sih dia ngomong apaan yang jelas dia ngomong sama cowok dan cowok itu kaya udah janjian sama pipit. Ga lama 2 orang cowok dateng naik 1 motor.
“ pittttttttttttttt ( sita melihat pipit dengan mata tajam)”
“ hehe ( membalas senyum malu ga jelas)”
“ kenalin nih temen gue (pipit ngenalin sita)”
“ hai gua adi (mengulurkan tangan ke sita)”
“ eh iya gua sita(balik perkenalkan diri)”
“ oiya nih temen gue namanya eko (mengenalkan temennya)”
Sehabis saling kenal-kenalan hanya pipit dan adi yang asik ngobrol. Gua sama eko (temen adi) hanya bisa sok sibuk dengan gadget masing-masing. “Krik...krik...krik...” tau obat nyamuk kan? Nah ini gua ibarat obat nyamuk tapi gua sendiri yang digigit nyamuknya. Rasanya itu mau pulang pake banget ya tuhaaaan.  “prok.. prok..(suara tepukan tangan pipit karna nyamuk)” *heningggggggg*
“ prooookkkk...(nepuk pipi pipit)”
“ adaaawwwww (pipit teriak kencang)”
“ eh maaf-maaf pit sakit yaaa? Maaf tadi ada nyamuk ( sita ketawa ga jelas)”
“ pasti lo sengaja kan? Lo bete yaa? (bisik-bisik dikuping sita)”                                                                                                      
“ hehe iya nih gua bete. Udah yuk balik. jam berapa ini ntar yang lain pada nanyain kita pit (sita sambil muka bete)”
“ lo aja sono yang bilang pit. Kalo gua malu
(sambil ketawa ketawa ga jelas)”
“ lah kenapa jadi gua yang ngomong itu kan temen lo ? Gamau ah gua mah (jawaban agak sinis karna bete)”
“ iya iya ibu bawel gua yang ngomong. Gitu aja sewot (bales bisik agak sinis juga)”
“ eh di gua balik ya nih soalnya si sita dicariin emaknya dari tadi dia dismsin terus suruh balik (pipit ijin pulang ke adi
dengan spik)”
“ mmm yauda yauda gapapa kok. Lagian juga udah malem kalian kan cewek ga baik pulang malem-malem. Mau gua anter pulangnya? (kata adi sambil menyalakan motornya)”
“ mmmm gak usah di, rumah kita kan deket ngapain anter pulang. Udah ya gua duluan bye (dengan muka panik dan langsung ngegas motornya)”
                Kita pun pulang dan di perjalanan tiba-tiba....
“ eh napa lo pit? (sita dengan muka bingung)”
“ bentar deh. Kaya ada yang ikutin kita tau sit. Coba lu liat belakang deh jangan-jangan si adi yang ikutin kita (sambil memandangi spion motor)”
“ oiya pit bener si adi sama eko ada dibelakang ngikutin kita nih. Terus gimana?(ujar sita sambil menoleh kebelakang)” “ duhhh gawatttt... sit pegangan yaa (pipit sambil ancang-ancang ngebut)”
“ pipitttttttttttttttt!!!! Lo gila kali ya lo gak waras? Gua hampir jatoh. Kalo gua jatoh lo mau...(tiba-tiba omongan sita di potong sama pipit)”
“ udeeeehhh lo diem aja gua ini joki gak akan kenapa-napa percayaaa(dengan muka panik)” ngebut-ngebutan berlalu, selap-selip gang kecil berlalu dan batang hidungnya si adi udah tak terlihat. Akhirnya gua sama pipit pulang ke rumah masing-masing.
Setibanya dirumah tepatnya didalem kamar.
“ drettt...drettt..drettt....(getar tanda sms hape)”                                                                   
“ mmm siapa ya yang sms(muka-muka kepo sita)” ternyata itu sms dari pipit.
“ makasih yaa haha. Maaf ga ngasih tau lo dulu awalnya. Jangan kapok dibawa joki sama gua. Lo udah tidur belom? Gua mau curhat nih tentang adi sama lo. Gua dilema sit
L (isi pesan pipit)”
“ pea lo joki jadi-jadian lo mah pitt. Gua belom tidur yauda cerita aja masih kaku aja lo sama gua. Napa lu sok dilema. Baru kali ini preman ditakhulukin sama makhluk hidup berjenis cowok. Kemana aja lu dari dulu wehhh haha(balasan pesan sita)”
“ menurut lo gimana si adi? Baik ga? Ganteng ga? Gua kenal dia dari kakak gue. Dia temen sekolah kakak gue sit. Gua udah 1 mingguan chattingan facebook sama smsan sama dia sit. Tapi ya baru ini gua ketemu sama adi. Maaf ya ga bilang-bilang lo sit gua mendem ini sendiri karna gua takut dia cuma modus aja (balasan pesan pipit)”
“ ganteng sama baik itu relatif. Ya intinya aja dia ini sayang gak sama lu mau nerima lu apa ga nih. Lu kan satu spesies langka pit haha(balasan sita sambil ngeledek)”
“ haha gua gak tau deh udah ah besok lagi ya dikelas. Besok gua jemput lu disekolah okeeyyy(balasan pesan pipit)”
                
                *teeeetttttttttttttttttttttttttttt.... (bel sekolah bunyi tanda jam pelajaran dimulai)* . 1 jam pelajaran berlalu. Pelajaran selanjutnya juga berlalu dan akhirnya bel pulang juga berbunyi. *yeeeeeeeeee (sorak murid-murid karna waktunya pulang)* yaa biasa pulang sekolah itu makan, sholat, terus bobo cantik gitu deh hehe. Hari sudah berlalu ke sore dan sebelum beranjak dari kasur ya kerjaan gua pasti ngecek hape. Pas buka hape ada 10 pesan yang belum dibaca. 

“ Waaah tumben yaa hape gua rame banget (senyum sambil penasaran)” pas gua liat sih nomer baru semua yang sms gua dan isi pesannya itu ya ternyata dari adi. Ternyata adi minta tolong comblangin dia sama pipit. Ya apalah daya ku pastilah gua bantuin namanya juga sayang sama sahabat sendiri ya. Akhirnya misi gua buat jadi emak comblang gua jalanin. Hari demi hari gua sering smsan sama adi. Semakin sering gua berhubungan dengan adi. Dan adi pun bilang ke gua “sit kayanya gua nyerah buat jadiin pipit pacar gua.
 Dan gua ngerasa kayanya perjuangan gua sampe sini aja buat pipit(pesan adi karna nyerah)”                                                   “ lo kenapa di? Lo sayang kan sama pipit? Kenapa lo sampe disini aja ngejar pipit di?(memberi semangat adi)”
“ gua sayang sama pipit tapi pipit terlalu cuek sama gue. Dia berubah gak kaya pas awal gua kenal sit. Udah ya sampe sini aja comblangin gua sama pipit. Makasi buat misinya. Misi lo udah kelar sit (tegas adi)”
“ lo yakin mau berhentiin misi gua? Udah setengah jalan loh di? Gua buat pipit tambah deket lagi ya sama lo?(sita tetap meyakinkan)”
“ jangan terlalu dipaksa hati itu susah kalo ga dari dirinya sendiri sit. Udahhh makasih ya buat perjuangan lu buat bantuin gua(ujar adi)”
                
               Ya memang misi mak comblang sudah selesai tapi gua dan adi lama-kelamaan jadi deket. Adi pun suka ngajakin gua main kalo dia abis pulang sekolah. Kalo gua bete dia suka ngehibur. Karna waktu rasa nyaman pun ada. Dia nyaman sama gua. Dan gua juga nyaman sama dia. Suatu malam dia ngajak gua main. Pas kita lagi bercanda tiba-tiba...
“ sittt, boleh gua ngomong sama lu?(sambil menatap wajah sita)”
“ gak usah so serius muka lo di. Lebay lo ah ngomong aja kali gausa liat liat muka gua serius gitu(sambil meledek adi)”
“gua serius sit ga lagi bercanda. Mau ga lo jadi pacar gua?(adi langsung memegang tangan sita)”
*suasana menjadi hening dan hati gua kenapa langsung deg-deg serrr gini*
“ mmmm di mmmm lo jangan bercanda gitu di gila lo ya(sita pun canggung)”
“ gua serius sit mau ga lo jadi pacar gua? Gua nyaman sama lo. Gua ngerasa aja lo beda ga kaya pipit. Gatauuu kayanya sayang gua ke pipit udah pindah jadi punya lo nih(adi masih serius)”
“ tapi di, tapiii pipit gimana? Gua gamau dibilang temen makan temen di(ujar sita)”
“ ya atuh gimana gua sayangnya sama lo. Masalah pipit mah gampang biar jadi urusan gua(kata adi sambil yakinin)”
“ mmm maaf ya di gua gabisa nerima lo jadi pacar gua. Gua masih ngehargain temen gua. Ya walaupun dia nolak lu di. Maaf di(sita tertunduk)”
“ lo nolak gua karna pipit? Gua yang ngomong ya sama pipit. Urusan pipit urusan gua. Jangan lu pikirin yaaa(sambil memegang dagu sita)”
“ maaf ya di maaf sekali lagi. Gua gamau nyakitin sahabat gua. Gua lebih jaga perasaan dia. Kita masih bisa temen gokil-gokilan ko. Dan kalo lo butuh gua pas lo butuh kontek gua aja. Kita ini temen gabisa jadi lebih di. Maaf sekali lagi(jawaban untuk adi sambil tersenyum sedih)”
“ mmm iya kita temen ko sit. Yauda kita pulang ya kayanya mau ujan nih(senyum so kuat)”
               
                Akhirnya kita pulang dan komunikasi tetap seperti awal masih mulus dan tidak ada slek antara gua, adi, ataupun sita.

“gak gampang loh jadi mak comblang karna perasaan terutama hati itu tidak ada yang tau kapan dia datang, untuk siapa, dan fisik orangnya. Mau dia itu sahabat lo,temen lo,atau siapa lo itu perasaan gada yang tau”




Juliana Ayu Innayah