Laman

Tuesday, 20 September 2016

Cinta berakhir dengan Komitmen

Cinta Berakhir Dengan Komitmen

                Radit anak biasa yang simpel dan pintar. Kebiasaanya setiap hari ialah kuliah dan nongkrong bersama teman rumahnya. Awal kisah percintaanya dimulai dari saling bertemu setiap hari dengan salah satu teman sekelasnya. Emang awalnya radit biasa saja, mungkin saja karena mereka saling bertemu dikelas yang sama, ataupun banyak moment yang dianggapnya luar biasa, raditpun jatuh hati kepada salah satu teman sekelasnya ini. yaaa namanya seril, seril ini orangnya cablak , manis ( engga bosen dipandang kebanyakan orang bilangnya) disatu sisi ia mudah bergaul. Seril dan radit ini pernah satu kelompok saat ada tugas mata kuliah, mereka ditugaskan untuk mencari artikel artikel yang berada dikoran koran kemudian dikumpulkan jadi satu dalam kertas berukuran A4. Pada hari sabtu sore tepatnya mereka janjian untuk mencari cari yang jualan koran bekas dipinggiran jalan atau toko-toko. ini salah satu moment yang mungkin diingat radit ketika ia sedang mengendarai motor memboncengi seril. Suatu ketika mereka berbincang tentang tugas kelompoknya tersebut.
“ Eh ini kita mau nyari dimana (ujar radit)”
“ Nyari dideket toko sembako depan aja gimana ?(sambut seril)”
“ boleh deh (saut radit)”
“ tapi kita makan dulu yaa , pasti kamu laper kaaan ? (ujar seril kembali)”
“ iya nih kamu tau aja aku laper, perhatian bgt siiih (radit sembari senyum senyum sendiri)”
 Dari sini lah radit menyadari bahwa seril ada perasaan terhadapnya. Semenjak dari situ radit mulai memberi status seril adalah gebetanya. Beberapa minggu kedepanya radit menyatakan cintanya terhadap seril. Dan akhirnya merekapun jadian.

                Setelah lama mereka jadian banyak masalah yang sering terjadi. Dari masalah paling kecil hingga yang besar. Contohnya masalah yang paling kecil bahwa seril mengatakan ,radit ini orangnya pecemburu berat, sedikit-sedikit cemburu. Ini adalah sifat radit yang paling tidak disukai seril, kenapa ? karena seril orangnya gampang bersosialisasi dengan orang ya pastilah dia sering berbincang bincang dengan orang banyak baik dengan sejenis maupun lawan jenis. Tapi ada sifat seril yang tidak disukai radit, yaitu selalu memegang tangan atau menepuk pundak ataupun sejenisnya itu, ketika ia sedang bercanda dengan lawan jenisnya. Mereka selalu berdebat tentang ketidak sukaan sifat mereka masing- masing, ya namun pada akhirnya mereka baikan kembali. Merekapun berkomitmen apapun masalahnya harus diomongin baik baik, kalaupun dua duanya keras kepala , harus ada yang ngalah salah satunya.kenapa ? agar supaya tidak terjadi hal yang diingin seperti putus. Karena mereka ini adalah pasangan yang telah direstui oleh kedua orang tuanya yang bermimpi harus menikah. Rasa mengalah lah yang dapat menyeimbangkan gejolak cinta. Radit berkomitmen tidak akan pernah jalan berdua atau boncengan selain bersama seril begitupun sebaliknya.

                Suatu ketika pada malam hari radit dan seril jalan bareng atau yang biasa disebut oleh anak jaman sekarang ngedate. Radit sengaja mengajak seril terlebih dahulu ketempat nongkrongnya.
“ dorodot dot dot (suara motor radit )”
“ wiiiiih siapa tuh dit yang lu bawa ? (salah satu teman nongkrong radit menyaut)”
“cewek gue nih (dengan bangga radit menjawabnya)”
“ ngomong-ngomong cakep juga cewek lu (rizal temen radit meledek)”
“ kenalin nih namanya seril, (seril sambil berjabatan tangan kepada 3 teman radit)”
“ dit cewek lu jangan suruh deket rizal tuh bahaya si playboy haha( nyaru denis sambil tertawa)”
Disini rizal selaku teman dekat radit timbul perasaan suka ke seril, biasa disebut suka pada pandangan pertama. Tanpa sepengetahuan radit si rizal minta kontaknya seril.
“ eh gua ke toilet dulu yaa titip seril (ujar radit sambil memegang perut)”
“ iya dit iyaa kalo bisa lu gausah balik lagi haha (saut denis sambil tertawa)”
“ eeee seril boleh gak gue minta nomer atau pin lu ? ( rizal memperkecil suaranya)”
“ mmboooleh boleh ko zal, tapi buat apa ? (seril merasa gugup)
“ yaa buat kontekan sama lu ( rizal menegaskan )”
Dengan perasaan gaenak pun seril memberi kontaknya ke rizal. Setelah radit kembali seolah olah antara rizal dan seril tidak terjadi apa-apa. Kemudian radit pamit untuk pergi lagi bersama seril. Mereka menghabiskan waktu bersama diisi dengan makan malam dan berjalan di tepi tepi taman. Hari pun semakin malam dan semakin larut tibalah waktunya radit memulangkan seril. Saat seril memasuki kamarnya dan berbaring di tempat tidurnya bergetarlah suara hape nya.
“ duuh siapa sih malem malem gini telpon (seril sambil mengeluh)”
“ Nomer siapa lagi ini gada nomernya (ujar seril sambil mengangkat telpon)”
“ halo ini siapa ? (ujar seril sambil penasaran)”
“ ini gua rizal  (kata rizal)”
“ oh rizal , ada apa zal nelpon ? (seril lega telah mengetahui yg menelpon)”
“ gapapa ril cuma mau mastiin ini beneran nomer lu apa bukan? (ujar rizal sambil senyum)”
ketika mereka sedikit lama berbincang bincang seril mengakhiri telpon tersebut.
“ oiya zal udah dulu yaa udah malem nih gua ngantuk (seril menguap)”
                Keesokan harinya dikampus tepatnya hari jumat. Ketika usai pembelajaran kuliah seril menunggu radit didepan parkiran kampus. karna memang sudah kebiasaanya pulang bareng. Namun pada hari itu radit berhalangan harus menghadap dosen karena ada keperluan yang harus buru-buru diselesaikan. Seril pun malas jikalau pulang harus naik angkot.

“ hallo yang , kamu dimana ? aku udah didepan parkiran nih, yuk pulang (ucap seril di telpon)”
“ duh yang maaf ni hari ini kita ga bias pulang bareng (jawab radit)”
“ kenapa emangnya ? (tanya seril)”
“ aku ada janji sama dosen ada urusan yang pengen aku selesain sama dia (radit menjelaskan)”
“yaaaaaah masa aku pulang naik angkot sih
L (seril kecewa)”
                Dan akhirnya mau gamau seril harus pulang naik angkot. Ketika dia sedang berjalan sambil menunggu angkot tiba tiba ada seorang pengendara motor yang menghampiri dia
“ brrrum bruuum” (suara motor)
“ eh seril ko pulangnya jalan kaki ? (pengendara motor misterius)
“ siapa yaa ? (seril kebingungan)”
“ ini gua rizal (sambil membuka helmnya) tumben ga bareng radit pulangnya ?”
“ dikirain siapa, iya nih raditnya ada urusan sama dosen (tegas seril)”
“ yaudah yuk pulang bareng gua aja (tawaran rizal)”

                Pada akhirnya seril menerima ajakan rizal. Namun seril pun was was karena takut radit mikir yang macem macem. Sesampainya dirumah seril, rizal memberikan sesuatu ke seril.
“ zal makasih yaa udah mau nganter pulang (ucap seril dengan nada yang ramah)”
“ iya gapapa ril kan sekalian lewaat (saut rizal sambil membuka helmnya)
“ oya nih ada coklat buat lu (rizal memberi sambil memperhalus suaranya)”
Mau gamau seril menerima cokelat pemberian rizal. Dan mengucapkan terima kasih. Lalu rizal bergegas pergi.
Tiba-tiba radit menelpon
“ tenonet tenonet (suara hp seril)”
“ iya halo sayang (saut seril ditelpon)”
“ jadinya kamu pulang sama siapa ? (tanya radit)”
“ eeee….aaaaa…. samaa… (gugup dan tiba tiba hape seril mati)”
Seril tau kalau radit adalah tipe cowok pecemburu berat tadinya seril ingin berbohong namun pada hari itu seril terselamatkkan oleh hapenya yang lowbet. Itulah alasan seril ingin berbohong.
                Pada hari sabtu dan minggu radit dan seril tidak saling bertemu. Dan hari seninnya ketika seril pulang kuliah dia mendapat telpon dari radit.
“ tenonet tenonet (suara hp seril)”
“ sayang temuin aku dikantin kampus ya (suara radit di telpon)”
“ oke sayang (dengan sigap seril menjawab)”
Sesampainya dikantin kampus dan bertemu radit. Radit mengajak makan bareng dan ngobrol ngobrol. Mungkin karena dua hari mereka tidak ketemu. Tiba tiba ada hal yang membuat seril merasa gugup dan takut.
“ oya kamu pulang sama siapa waktu hari jumat ?(tanya radit sambil minum es)”
“ eee…aaaaa.. aku naik angkot sayaang  (gugup) masa kamu lupa (meyakinkan radit agak sedikit takut)”
Pada saat itu seril selalu banyak bicara agar radit tidak kembali menanyakan hal itu kembali. Namun pada akhirnya seril merasa bersalah. Dia mencoba memberanikan diri untuk bilang jujur ke radit pada jumat itu dia pulang bersama rizal. Tapi walaupun seril mencobanya tetap saja tidak ada keberanian untuk mengucapkannya. Karena seril tau kalau radit bakal marah. Sebab rizal itu orangnya playboy. Mungkin pikir seril, radit tidak suka orang yang sifatnya seperti itu. Walaupun mereka teman nongkrong.
                Dua hari setelahnya radit sifatnya mulai agak berubah. Namun seril belum menyadari hal tersebut mengapa dua hari belakangan ini sifat radit berubah. Seril semakin bingung ada apa dengan radit. Melalui sms atau pesan singkat seril menanyakan gelisahnya terhadap radit.
“ kamu kenapa sih ko beda gitu belakangan ini ? (tanya seril kebingungan)”
“ aku gapapa ko (jawab radit)”
“ kalo ada masalah atau apa tuh bilaang (balas seril sedikit kesal)”
“ gapapa ko (jawab radit)”
“ ah tau ah (balas seril dengan kesal)”
                Akhirnya mereka tidak kontekan selama seminggu. Dan ketika bertemu dikelas pun mereka tidak saling menyapa. Entah mengapa mereka malah seperti saling bermusuhan. Salah satu dari mereka yaitu seril mungkin tidak kuat menahan rasa kangenya terhadap radit. Akhirnya seril menghubungi lewat telpon pada saat dirumah.
“ kring kring “ suara hape radit
“ iyaa apa ? (radit mengangkat telpon sambil agak males berbicara)”
“ aku kangen sama kamu
L kamu kenapa sih diemin aku gini ?:( (seril memberitahu keluh kesahnya)”
“ kamu udah bohong sama aku (radit menjawab namun dengan nada rendah)”
“ aku bohong kenapa ? (seril bingung)”
“ gapapa (jawab radit dengan santai)”
“ ada yang salah yaa sama aku ? (saut seril)”
kemudian hening beberapa detik
“ kamu kenapa sih ga jujur sama aku kalo kamu pernah pulang bareng rizal ? (radit menjawab masih santai)”
“ jadi karna ini kamu gini ? maaf yaa waktu itu aku lagi males banget naik angkot
L kebetulan rizal lewat terus dia langsung nawarin bareng gituL ya aku daripada naik angkot mending bareng dia maaf yaa L (seril dengan nada sedih dan pelan)”
“ kamu kan tau aku gasuka ! (radit mulai marah)”
“ bukanya kita udah berkomitmen ! (radit mulai membesarkan suaranya)”
“ mau sampe kapan kamuu bohong !
“ coba kalo kamu diposisi aku gimana rasanya !(radit semakin marah)”
Seril hanya terdiam seolah olah membisu karena memang dia bersalah tidak menepati komitmen yang pernah mereka buat. Radit mengetahui hal ini dari penjaga keamanaan kampus. biasanya penjaga kampus melihat mereka selalu berdua. Ketika penjaga kampus sedang kewarung yang bertepatan disebrang jalan, yang dimana rizal berhenti dan langsung mengajak seril pulang bareng.
                Lambat laun waktu terus berjalan mereka akhirnya baikan dan menjalani hari-hari mereka dengan normal kembali. Sikap radit pun sedikit berbeda, tapi tidak masalah bagi seril. Karena seril menyadari radit seperti ini karena dirinya. Dan seril yakin bahwa cepat atau lambat sikap radit akan kembali normal sedia kala.


Tak selamanya suatu hubungan percintaan itu berjalan lurus. Dan tak selamanya
juga teman selalu baik. Komitmen lah yang harus ditempatkan setinggi mungkin didalam suatu hubungan.




SEPTIAN SUJADI



No comments:

Post a Comment